Senin, 12 Mei 2014

patoflow TBC


patoflow TBC


patoflow URETER


patoflow STROK


patoflow STEANISIS AORTA


patoflow SN


patoflow SINUSITIS


patoflow ASMA


patoflow


patoflow POST LAPAROSTOMI


patoflow PENEMONIA


patoflow PJK



patofloW PERITONITIS


patoflow PENYIMPANGAN URETER


patoflow EFUSI PLEURA


patoflow OBSTRUKSI USUS


patoflow MENIERE


patoflow MCI


patoflow kelainan katub


Minggu, 27 April 2014

KHUSNUL MAHFUD

 @ dan ternyata untuk bahagia itu mudah, bisa wisudah itu salah satunya.. satu kebahagiaan yaang sudah tercapai menamatkan kulya sesuai waktunya..
kita senang dan orang tua pun ikut senang.
@






 











PATOFLOW CA LAMBUNG


PATOPLOW BRONCOPNEUMONIA


PATOFLOW BRONKIEKTASIS


PATOFLOW BPH


PATOFLOW INFRAC MIOKARD AKUT (AMI )


PATOFLOW HIPOTERMI


PATOFLOW ASMA


PATOFLOW GOITER


PATOFLOW HIPOTERMI


PATOFLOW HIPERTERMIS


patoflow AIDS


Selasa, 22 April 2014

SP ( STRATEGI PELAKSANA ) SUCTION



PROSEDUR TINDAKAN SUCTION







Nama Mahasiswa                   : KHUSNUL MAHFUD
NIM                               : 2011727026
Tempat praktek            : RSPI SULIANTI SAROSO
Th.Akademik               : 2012-2013



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2012-2013



Pengertian
Suctioning merupakan tindakan mengangkat sekresi yang terdapat pada dinding bronkus atau trachea. Tindakan ini dilakukan pada pasien yang terpasang ETT, ,ET.
Tujuan
1.     Mengangkat sekresi yang tak dapat dikeluarkan sendiri atau dibatukkan oleh pasien
2.     Mengurangi penumpukan CO2 di paru-paru
3.     Mencegah terjadinya bronkopneumonia
4.     Memperlancar sirkulasi dan perfusi ke seluruh jaringan

Kebijakan
Pemenuhan kebutuhan oksigen
Prosedur
1.     Persiapan alat:
a.     Perlatan oksigen viva, oksigen + selang
b.     Peralatan suction yang lengkap : suntion dinding, selang suction, tubing/kateter seuction yang steril yang sesuai dengna nomor dan usia dan nomor endotrakeal atau trakeostomi tube
c.      Sarung tangan steril atau pinset steril
d.     Ember yang berisi larutan savlon untuk tempat suction kateter bekas
e.      Handuk untuk alas dada   

2.     Cara kerja:
a.     Cuci tangan
b.     Jelaskan prosedur ke pasien
c.      Observasi saturasi, nadi, pernapasan, tekanan darah dan EKG
d.     Berikan oksigen dengna konsentrasi tinggi melalui air viva atau ventilator
e.      Atur tekanan pada suction. 
Bayi: 60-100 mmHg
Dewasa: 120-200 mmHg
f.       Gunakan sarung tangan atau pinset steril
g.     Pilih kateter suction yang sesuai dengan umur pasien dan nomor ukuran ETT/TT
(1/3 diameter ETT/TT)
h.     Sambungkan kateter seutioning pada selang suction
i.       Lakukan ventilasi dengna air viva 3X, dengan oksigen 12-15 lt/mnt
j.        Masukkan kateter dalam keadaan terbuka, jika ada refleks trakea, angkat kateter 1-2 cm kemudian tutup kateter dan angkat kateter dengan gerakan memutar (lama tindakan 5-15 detik)
k.     Berikan oksigen kembali dengan konsentrasi tinggi 12-15 lt/menit melalui air viva
l.       Prasat ini boleh diulangi sampai bersih atau banyak berkurang
m.  Monitor kembali hemodinamika dan tanda vital pasien
n.      Jika akn suction hidung dan mulut lakuakn suctioning ETT/TT dahulu sampai selesai kemudian suctioning hidung lalu mulut yang terakhir.
o.      Bilas kateter dengan air yang ada diember, matikan suction dan buang suction kateter pada ember tersebut.
p.    Alat-alat dirapikan kembali dan dokumentasikan